Kampung Wirausaha di tabloid….
Mengapa harus memahami hal ini? Kan
keduanya sama-sama menghasilkan?
Ya, berbisnis dan berdagang adalah sama-sama menghasilkan, yang membedakan adalah mindsetnya. Kita perlu memahami hal ini agar tidak melakukan kekeliruan lanjutan dalam menjalankan usaha kita. Okey, kita mulai saja ya…..
Ya, berbisnis dan berdagang adalah sama-sama menghasilkan, yang membedakan adalah mindsetnya. Kita perlu memahami hal ini agar tidak melakukan kekeliruan lanjutan dalam menjalankan usaha kita. Okey, kita mulai saja ya…..
Siapa sangka bahwa teori ekonomi dan
prinsip ekonomi yang kita pelajari di sekolah ternyata tidak mampu membuat kita
bisa membedakan makna antara : “DAGANG” dan “BISNIS”. Padahal, pengertian
mengenai makna kedua kata itu harusnya menjadi ILMU DASAR yang harus dikuasai
setiap orang untuk mengentaskannya dari kemiskinan.
Kita sering keliru memahami bahwa
bisnis itu ya..dagang, atau dagang merupakan bagian dari bisnis. Padahal
keduanya sangatlah berbeda. kita hanya diajarkan dan memahami bahwa berDAGANG
dan berBISNIS itu adalah melakukan usaha untuk mendatangkan keuntungan.
Ketidakpahaman makna sebenarnya dari dagang dan bisnis ini membuat kita yang
memiliki tujuan mulia untuk berbisnis, justru terjerumus
menjadi BERGADANG eh, berdagang. Kita tidak pernah menyadari hal ini sampai
merasakan bahwa hasil yang kita peroleh dari berjualan selama bertahun-tahun
tidak pernah meningkat. Mimpi jadi konglomeratpun terpeleset jadi tetap melarat.
Mari kita
perhatikan perbedaan dasarnya:
BERDAGANG: titik beratnya kepada
hasil/keuntungan instan dan langsung dapat dirasakan.
BERBISNIS: lebih menitikberatkan pada hasil
jangka panjang yang lebih besar.
Berbeda
sekali, kan?
Jika
berdagang sifatnya adalah ambil untung, instan/segera, dan temporal sekali,
maka berbisnis itu sifatnya jangka panjang sehingga membutuhkan visi yang jauh
ke depan. Setiap orang mampu berdagang, namun hanya sedikit yang punya visi
besar menjadi pebisnis. Inilah sebabnya mengapa para pengusaha kaya itu yang
hanya sedikit saja jumlahnya, tapi mampu menguasai 80% perputaran uang dan pengusaha
kecil yang jumlahnya jutaan orang itu hanya memperebutkan 20% sisanya.
Pengusaha
kecil, serigkali telah menganggap diri mereka telah melakukan bisnis, padahal
sejatinya meraka barulah jadi pedagang saja. Pemahaman keliru seperti ini telah
memacu kita untuk melakukan kekeliruan-kekeliruan lanjutan, yang sungguh
menyesatkan dan mengurung diri kita menjadi orang yang “ITU-ITU SAJA”.
Tags
Panduan Wirausaha