"Kamu anak besar dan harus memberi contoh
adikmu" atau kamu sudah besar, kamu harus mengalah". Sering kali kita
mengungkapkan kalimat itu disebabkan budaya yang telah ada turun temurun.
Padahal jika diperhatikan kalimat cenderung akan memberikan dampak buruk bagi
perkembangan si anak, baik kakak ataupun sang adik.
Dengan meminta si sulung memberikan
contoh bagi sang adiknya, maka si sulung merasa terbebani. Mengapa? "Si
sulung kan tengah menjalani proses tumbuh dan berkembang. Jadi aneh jika
orangtua meminta sang kakak menjadikan contoh bagi sang adik," ungkap
Hanny Muchtar Darta dari EI Parenting Consultant belum lama ini.
Seharusnya, kata Hanny yang menjadi
contoh ya orangtua, bukan anak. "Kalau anak diberikan tugas semacam itu
akan membuat anak harus berwibawa di depan adiknya. Enggak boleh ini enggak
boleh itu," ungkap Hanny.
Kebiasaan orangtua yang mengatakan
anak yang besar harus mengalah, juga bukan cara yang tepat untuk membentuk anak
hebat. "Jangan selalu anak kecil atau bungsu selalu menang dibandingkan
kakaknya. Yang dilakukan orangtua adalah memperhatikan konteks
masalahnya," ungkap Hanny.
Kalau masalah itu memang disebabkan
sang adik yang salah, mereka diajarkan untuk memperbaiki kesalahannya. Demikian
juga sang kakak. Kalau yang besar selalu mengalah, ia tidak mempunyai daya
untuk mempertahankan pendapatnya.
"Si kakak selalu bilang udah deh saya yang
mengalah, itu bahaya, nanti si kecil ingin selalu menang sendiri. Ini tidak
bagus," paparnya.Sumber : tribunnews.com, Jakarta
Tags
Tips dan Trick