Standar Kompetensi : 1. Memahami
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Kompetensi
Dasar : 1.1 Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan
pada makhluk hidup.
Indikator : 1. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
2. Menyimpulkan
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
3. Membedakan metamorfosis dan metagenesis.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan
pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Membedakan pertumbuhan dan perkembangan.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman.
5. Menyebutkan tiga daerah pertumbuhan terminal
pada tumbuhan.
6. Membedakan pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.
7. Mengetahui pertumbuhan pada tanaman.
8. Menjelaskan pengertian metagenesis.
9. Menjelaskan proses metagenesis pada tumbuhan
paku.
10. Menjelaskan proses metagenesis pada ubur-ubur.
11. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan embrionik.
12. Menyebutkan tahapan-tahapan pembelahan zigot.
13. Mengetahui pertumbuhan pada hewan.
14. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik.
15. Menjelaskan pengertian metamorfosis.
16. Membedakan metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
17. Menyebutkan contoh organisme yang
mengalami metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk
hidup yang berupa pertambahan ukuran baik dalam bentuk ukuran volume, massa
ataupun tinggi yang bersifat irreversible (Irreversibel).
Contohnya : pertambahan tinggi tanaman, pertambahan berat sapi, tubuh anak-anak
bertambah besar ketika menginjak remaja dan lain sebagainya. Pertumbuhan
bersifat kualitatif/punya nilai yang dapat diukur dalam angka.
Contohnya : perubahan biji menjadi kecambah, perubahan telur menjadi anak ayam, pohon mangga berbunga. Dalam perubahan tersebut perbedaan ukurannya tidak terlalu besar/mencolok namun terjadi perubahan besar yang tidak dapat diukur berupa perubahan bentuk.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor Dalam Tubuh Makhluk Hidup
(Internal)
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa
sifat yang diturunkan dari induk kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan
sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna
bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan
makhluk hidup yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
1) Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut
fitohormon. Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen,
dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi
untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga, buah, dan
mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu
pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin,
merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang perkecambahan biji.
Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat
dan tinggi tanaman melebihi tanaman normal.
d) Etilen, berperan
untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan
penuaan daun.
e) Asam absisat
berperan dalam proses perontokan daun.
2) Hormon pada hewan
Beberapa hormon pertumbuhan pada
hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin,
mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang dimulainya
proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi
pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil,
mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan
Invertebrata.
3) Hormon pada manusia
Beberapa hormon pertumbuhan pada
manusia antara lain sebagai berikut :
a) Hormon tiroksin,
dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini
dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth
hormon - GH), hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon
ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah
memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh
dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan,
kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme),
sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme).
Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya
bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron,
mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin se-
kunder pada pria.
d) Hormon
estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan
sumber energi yang digunakan untuk aktivitas, perumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan,
nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air maupun
yang diperoleh dari udara.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu
yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum,
misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Jenis bunga mawar
yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam
di daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak
menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya
matahari untuk fotosintesis.
d. Air Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh tidak akan terjadi sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Percobaan di atas dilakukan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap warna daun. Dari gambar hasil pengamatan di atas terlihat bahwa pada perlakuan pertama yang dilakukan di tempat terang atau terkena sinar matahari langsung, daun tampak berwarna hijau dengan kotiledon yang belum terlepas serta berwarna hijau agak tua. Pada perlakuan kedua yang dilakukan di tempat yang mendapatkan sedikit cahaya dengan cara meletakkan tanaman di dalam karton yang diberi lubang untuk masuknya cahaya sebesar 2×2 cm, daun tampak berwarna hijau kekuningan (warna sedikit pucat, kotiledonnya belum terlepas dan berwarna hijau kekuningan). Pada perlakuan ketiga yang dilakukan di tempat gelap dengan cara meletakkan tanaman di dalam karton yang ditutup rapat daun tampak berwarna kuning pucat (kotiledonnya belum terlepas dan berwarna kuning pucat).
Warna daun yang berbeda pada setiap perlakuan (terang, ada sedikit cahaya, dan gelap) yaitu hijau, hijau kekuningan dan kuning menunjukkan adanya perbedaan terhadap penyerapan cahaya pada masing-masing tumbuhan. Warna kuning pada daun terjadi karena kurangnya cahaya yang masuk sehingga kecambah mengalami etiolasi, yaitu menguningnya daun dan batang tumbuhan akibat pertumbuhan di tempat gelap (kurang cahaya), sedangkan warna hijau dan hijau kekuningan menunjukkan adanya penyerapan cahaya yang dilakukan oleh daun tanaman. Kotiledon masih ditemukan pada beberapa kecambah yang telah tumbuh sebagai cadangan makanan selama daun belum tumbuh dan dapat melakukan fotosintesis secara sempurna. Tanaman yang berada di tempat gelap tidak dapat melakukan fotosintesis karena tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, sehingga tidak ada energi yang dihasilkan dan tanaman menjadi pucat.Tanaman di tempat gelap hanya mendapat energi dari kotiledon/endosperm, tetapi terbatas. Jika energi sudah habis digunakan dan tanaman tetap belum dapat berfotosintesis maka tanaman akan mati.
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah
meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem.
Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau
disebut juga meristem apikal. Jaringan meristem ini terdapat di ujung
batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan
bertambah panjang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh
aktivitas jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem sekunder misalnya
jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel
jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem
atau kayu sedangkan pembelahan keluar membentuk floem atau kulit
kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar
bertambah besar.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut, penyokong, pelindung dan lain sebagainya. Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut, penyokong, pelindung dan lain sebagainya. Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga.
Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase sporofit. Peristiwa ini terjadi pada tumbuhan lumut dan paku-pakuan. Tumbuhan tersebut mengalami 2 fase yang berbeda dalam siklus hidupnya, yaitu sporofit dan gametofit. Dalam fase sporofit, spora dihasilkan. Sedangkan dalam fase gametofit, gametlah yang dihasilkan. Spora menghasilkan 2n atau kromosom diploid dan gamet menghasilkan n atau kromosom haploid. Pada tumbuhan paku, fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Karena pada fase sporofit ini, tumbuhan paku terlihat bertumbuh. Berkebalikan dengan lumut, fase gametofit lebih dominan daripada fase sporofitnya. Pada fase gametofit, tumbuhan lumut tumbuh, mengalami fertilisasi dan kemudian menghasilkan gamet.
Pada lumut dan tumbuhan paku. lumut dan tumbuhan paku dalam siklus hidupnya mengalami dua tahap perkembangan, yaitu tahap menghasilkan spora (generasi sporofit, aseksual) dan tahap menghasilkan gamet (generasi gametrofit, seksual). Pergiliran dari generasi sporofit ke gametofit atau sebaliknya disebut metagenesis.
Detail metagenesis Lumut (Bryophyta)
- Dari Spora - berkecambah menjadi Protonema (bayi lumut) - Protonema tumbuh besar menjadi Tumbuhan lumut yang menghasilkan gametangium - gametangium menghasilkan sel kelamin yang bersatu menjadi Zygote - tumbuh menggembung membentuk Sporogomnium - setelah matang dan tua menghasilkan spora lagi OK
BEDA METAGENESIS PAKU DAN LUMUT
Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
- Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium
- Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi)
Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman paku dan lumut
Berikut letak spora pada tumbuhan paku , berada di daun Paku yang di daun itu terdapat sporogonium , sedang di Lumut tidak akan di jumpai di daun namun di Sporogonium yang menjulang di atas tumbuhan lumut ( lihat gambatnya ya )
Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu
- Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada tumbuhan paku akarnya serabut
- Pada lumut tubuhnya belum terdapat berkas pengangkut xilem dan floem , sedangkan di paku sudah mempunyai xilem dan floem sehingga lumut tergolong Non tracheophyta sedang pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta
- pada lumut daun tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat ada sporanya ( sporofil) , pada daun paku ketika masih muda menggulung
- alat pengatur keluarnya spora di lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa anullus
- Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati dan antocerros ) dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal.
- Divisio itu adalah Bryophyta yang berasal dari bahasa Yunani Brion yang berarti “ lumut ”
- Gamet Bryophta berkembang di dalam gametangia.
- Gametangium jantan dikenal dengan Anteredium, menghasilkan sperma berflagella.
- Gametangium betina disebut dengan Arkogonium yang menghasilkan sel telur.
- Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkegonium yang kemudian terbentuk zygot didalamnya
- Zygote kemudian membelah secara mitosis terus menerus membentuk Embryo yang kemudian menjadi badan yang menggelembung yang disebut Sporogonium
- Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak sepenuhnya tidak memerlukan air , tetap haris ada air namun tidak perlu habitat perairan , cuku[ ditempat lembab saja cukup ( Hygrophyt_.
- Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi.OK
- Bryophta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan untuk menyokong tumbuhan tinggi seperti tumbuhan di daratan.
- Meskipun Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,
- Bryophta selalu memiliki profil yang rendah.
- Sebagian besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna yang benar-benar hijau (ever gteen)
- Warna hijau itu karena Lumut mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b,
- Sehingga lumut bisa melakukan Fotosintesis , dengan demikian lumut bersifat Autotrof.
- Bryophyta tumbuh di darat dan di tempat-tempat seperti: tanah, bebatuan, gambut, kulit pohon, dan kondisi ekstrem yang lain sehingga Lumut digologkan organisme Kosmopoltan .
- Lumut pada batangnya belum terdapat berkas pengangkut xylem dan floem
- Maka kemudian dikelompokkan dalam tumbuhan Non Tracheophyta .
- Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara sporofit dan gametofit
- Generasi Gametofit adalah Generasi yang menghasilkan sel kelamin Gemerasi itu terdapat pada Tubuhnya sendiri , terletak pada ujung batangnya , sehingga Tumbuhan lumut tidak dijumpai spora pada daunnya
- Generasi Sporofit adalah menghasalailkan spora , [ada lumut pada bagian sporogoniumnya .
- Jadi bentuk gametofitnya berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya adalah Sporogoniumnya yang akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.
- Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata.
- Gametofit berupa tumbuhan lumutnya., Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang belum terpisah.
- Dari spora tidak lalu terjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut.
- Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi dua kelas :
- Kelas Musci (lumut daun): Bryopsida
- Kelas Hepatica (lumut hati) : Hepaticopsida
- Kelas Antoceros : Anthoceropsida
Metagenesis Hepaticopsida
Metagenesis
Bryopsida
- Berdasarkan struktur tubuhnya, Tumbuhan Lumut telah berkormus.(batang akar dan daunnya sudah bisa dibedakan)
- Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus.
ADAPTASI LUMUT
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,
- Pertama tumbuhnya diselubungi oleh kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan air.
- Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil vertilisasinya berkembang didalam jaket pelindung.
- Oleh karena lumut belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi.
- Setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan secara Osmose dengan gaya kapilaritas maupun aliran sitoplasma.
- Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan tempat-tempat teduh.
- Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2 cm, dan seringkali besarnya kurang dari 20cm.
SEKILAS PAKU
- Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar telah berkormus (mempunyai akar, batang dan daun).
- Paku-pakuan merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana.
- Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa mendominasi permukaan bumi.
- Semua anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting yang tidak terdapat pada ganggang tingkat tinggi dan terkompleks sekalipun, yaitu
- lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
- embrio multiseluler. Yang terdapat dalam arkegonia,
- kutikula pada bagian luar membungkus epidermis
- sistem transfor internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah, sistem ini sama baiknya seperti pengorganisasian transfor air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
JADI
- Ciri tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati, bentuknya kecil dan panjang, menyukai tempat-tempat yang lembab atau basah seperti di bebatuan, tanah, dan dinding tua, merupakan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus, mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai berkas pengangkut, reproduksi secara seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif).
- Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki bagian yang menyerupai akar yang disebut rhizoid.
- Ciri khas tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang dan daun, umumnya tumbuh di tempat lembab (higrofit), belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan membentuk sorus yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun, reproduksi secara aseksual dengan sporofit, dan reproduksi seksual dengan gametofit, dan pada batang sudah terdapat epidermis, korteks dan stele.
- Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah memiliki akar, batang, dan daun sejati serta berkembangbiak dengan menggunakan spora.
- Daun muda paku menggulung
PERSAMAAN TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU
- Sama-sama melakukan fotosintesis.
- Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.
- Daur hidup mengalami pergiliran keturunan.
- Sporofit merupakan keturunan generatif.
- Berkembangbiak dengan spora.
- Sama-sama memiliki klorofil.
- Sama-sama menyukai habitat yang lembab.
- Kebanyakan tinggal di daerah tropis
KEGUNAAN TANAMAN PAKU
1. Untuk sayuran
1. Untuk sayuran
2. Untuk tanaman Hias
Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi hanya di daerah meristem saja. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa.
1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas hingga dewasa.
Perkembangan pada sebagian hewan dapat diamati dengan jelas melalui proses metamorfosisi
Metamorfosis
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi hanya di daerah meristem saja. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa.
1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas hingga dewasa.
Perkembangan pada sebagian hewan dapat diamati dengan jelas melalui proses metamorfosisi
Metamorfosis
Metamorfosis adalah peristiwa
perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah katak. Katak pada awalnya
berupa berudu/kecebong yang hidup di air dan bernapas dengan insang luar tetapi
kemudian berganti menjadi insang dalam. Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup
insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami
metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya
insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak yang hidup di darat.
Berdasarkan prosesnya metamorfosis dibedakan menjadi dua :
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai bentuk larva dengan hewan dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna, Contoh metamorfosis sempurna misalnya pada katak dan kupu-kupu. Tahapan metamorfosis pada kupu-kupu adalah : telur → larva → pupa (kepompong) → dewasa (imago)
b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh berbeda
dengan bentuk serangga dewasa (imago). Contoh metamorfosis tidak sempurna
misalnya pada jangkrik dan belalang. Urutan daur hidup serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai berikut : telur → nimfa → dewasa
(imago)
Sumber:
http://www.kamuslife.com
http://www.mediabelajaronline.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://biologigonz.blogspot.com
Tags
IPA Terpadu 8