MENSTRUASI

Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menjelaskan proses menstruasi pada wanita.



Sahabat aku-pembelajar, saat ini kita akan memahami apa itu menstruasi? 
Dari pengertiannya menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.

Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.

Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.

Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.

Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.

Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.


Gambar: Siklus yang terjadi pada Dinding Rahim

Hormon yang memengaruhi siklus dan fase menstruasi
Siklus menstruasi sangat kompleks dan dikendalikan oleh banyak hormon yang diproduksi oleh sejumlah kelenjar dalam tubuh.

Berikut adalah hormon-hormon yang berperan mengatur fase menstruasi:

Estrogen
Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai.

Namun jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.

Progesteron
Dilansir dari Hormone Health Network, progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk mempersiapkannya sebelum kehamilan.

Selain itu, progesteron juga mencegah otot rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur tidak dapat menempel.

Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh nantinya.

Jika wanita tidak hamil, korpus luteum (massa dari folikel yang matang) yang menempel akan rusak sehingga menurunkan kadar progesteron di dalam tubuh.

Hormon luteinizing (LH)
Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen.

Dalam fase menstruasi, lonjakan hormon luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur selama ovulasi.

Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum menghasilkan progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

Hormon perangsang folikel (FSH)
FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan melepaskan sel telur. Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap teratur.

Ketika wanita tidak memiliki cukup hormon ini, ia akan cenderung lebih sulit untuk hamil.

Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengendalikan dan merangsang pelepasan LH dan FSH. Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus dalam otak.


Fase menstruasi yang terjadi di setiap siklus
Berangkat dari kerja sama antara hormon-hormon kesuburan di atas, fase menstruasi terbagi menjadi empat tahapan. Berikut urutannya:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.

Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang disebut dengan menstruasi. Selain darah, vagina juga akan mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan berbeda oleh tiap orang, seperti:
  • Kram perut
  • Payudara terasa kencang dan nyeri
  • Perut kembung
  • Mood atau suasana hati mudah berubah
  • Menjadi mudah marah
  • Sakit kepala
  • Merasa lelah dan lemas
  • Sakit pinggang
Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun, sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.

2. Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda. Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3. Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:
  • Perut kembung
  • Payudara membengkak dan sakit
  • Suasana hati mudah berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Merasa ingin terus makan
  • Sulit tidur
Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari. 


Sumber:
https:hellosehat.com

Aku Pembelajar

Saya Cosmos Edwart Hutasoit, S.Pd seorang guru pembelajar yang tersertifikasi.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama