Panduan Wirausaha: Keliru Mengeksekusi Bisnis, Salah Investasi (3)



Pada artikel sebelumnya telah kita bahas bahwa kesalahan menterjemahkan informasi, dapat berakibat kita salah eksekusi. Sedikitnya ada 4 (empat) tindakan yang mungkin bisa keliru dilakukankarena kesalahan entrepreneur dalam menterjemahkan informasi bisnis. Ke-4 hal tersebut adalah:
  1. Kerjasama: Keliru mengeksekusi kerjasama dengan orang yang tidak tepat
  2. Investasi: Keliru menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
  3. Waralaba/Franchise: Keliru mengeksekusi pembelian waralaba karena tersihir oleh trend
  4. MLM: Keliru mengikuti bisnis MLM karena ajakan teman yang bertubi-tubi, padahal logika bisnisnya tidak ada
Oke, poin pertama sudah kita bahas, kini simak poin yang ke-dua yaitu:
Investasi: Keliru menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
Investasi yang benar akan sangat membantu kita memperoleh passive income di masa yang akan datang. Investasi akan sangat bermanfaat pada saat kita sudah tidak produktif lagi. Namun, sadarkah kita bahwa kita sama sekali tidak pernah belajar tentang ilmu investasi di sekolah?
Bahkan sekolah-sekolah jurusan ekonomi tidak mempersiapkan lulusannya menjadi seorang investor. Lihatlah, lulusan sekolah ekonomi justru berlomba-lomba mencari pekerjaan. Sama sekali tidak tergambar di benak mereka bahwa masa depan akan lebih cerah jika menjadi investor, bukan menjadi pekerja.
Sekarang, mari sejenak menengok koran, tabloid atau majalah. Bukalah bagian iklannya. Dengan mudah ditemui iklan-iklan yang menawarkan investasi. Jujur, kita pasti tertarik dengan penawaran-penawaran investasi itu yang menawarkan hasil yang lebih besar dari bunga bank. Anda juga kan? Jujur! Bohong kalau tidak tertarik. :)
Jangan khawatir, ketertarikan itu normal dan lumrah. Bahkan sangat positif. Memang seharusnya kita tertarik. Hanya saja, setelah tertarik lalu apa? Nah, waktu akan memutuskan “take action“; sebaiknya kita harus mewaspadai kelemahan-kelemahan diri kita yang tidak memahami ilmu investasi secara benar. Sebab, tanpa ilmu, kita bisa keliru bertindak seperti:
  • Berinvestasi hanya karena tergiur hasil yang besar
  • Berinvestasi tapi tidak mau memahami proses, maunya berhasil tanpa syarat, akibatnya rugi deh! :)
Mari kita jabarkan satu persatu:
Berinvestasi hanya karena tergiur hasil yang besar 
Banyak tawaran usaha dengan hasil yang menggiurkan. Seorang awam lebih cenderung melihat hasil yang melimpah dalam waktu singkat, dan melupakan bahwa bisnis adalah proses tumbuh kembang yang memerlukan waktu. Akhirnya kita membahayakan diri sendiri dengan berinvestasi tanpa cross check. Kita tertutupi dengan akta perjanjian notaris/akta legal lain, sehingga kita berpikir akan aman jika terjadi sesuatu di masa yang akan datang. Siapa bilang?????
Akta perjanjian notaris hanyalah selembar kertas yang tidak mampu mengembalikan uang kita jika partner bangkrut atau lari. Banyak sudah kasus seperti itu, investasi dengan perjanjian berujung pada hilangnya dana investor. Korbannya tidak pandang bulu. Dari orang biasa, orang berpendidikan tinggi, hingga pejabat. Ciri-ciri korba semuanya hampir sama: TERGIUR HASIL BESAR tanpa periksa semuanya dengan hati-hati.
Investasi di desain untuk jangka waktu tertentu, bukan untuk hasil sekejab. Ada proses pertumbuhan usaha disana, jadi tidak serta-merta.  Sebagai contoh: Penawaran investasi peluang agri bisnis. Untuk menanam tanaman sampai menghasilkan pasti butuh waktu. Hingga sampai pengolahan pasca panennya. Jadi jka ada yang menawarkan investasi agribisnis dengan keuntungan 12% per bulan, anda patut waspada karena bagaimana pemilik usaha bisa menjamin keberhasilan hasil tanam bisa dipetik setiap hari dan pasti laku dengan harga yang diinginkan?
Begitu juga bisnis investasi yang mengaku bermain di forex atau bursa komoditi. Meski bisnis ini memungkinkan keuntungan instan harian, tapi tidak ada garansi setiap transaksi berakhir dengan keuntungan.
Tiga hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal ini:
  1. Berpikir logis. Jangan mudah terbujuk dengan hasil besar.
  2. Jangan pernah menggantungkan nasib uang anda dengan surat/akte legal. Investasi kita aman karena kita mampu menjaga investasi kita sendiri, bukan hanya dengan akte notaris saja.
  3. Jangan memutuskan dengan tergesa-gesa.
Inginnya Instan, tidak mau menjalankan proses
Yang instan itu biasanya gurih. Termasuk kekayaan instan. Pasti sangat nikmat. Siapa yang tidak suka?? hehehehe
Budaya instan yang tumbuh dalam pola pikir kita semakin berkembang karena semakin kompetitifnya lingkungan sekitar. Kita yang secara manusiawai dikaruniai sifat serakah, jadi mudah berpikir instan dalam segala kegiatan. Termasuk dalam berinvestasi dan bisnis.
Kesalahan terbesar pebisnis pemula adalah ingin memperoleh hasil besar dalam waktu singkat dan menolak bekerja keras. Banyak memulai bisnis hanya dengan meniru plek tanpamodifikasi sama sekali,padahal ilmunya belum lengkap. Bukan keuntungan yang didapat,malah nama baik jadi rusak.
Kegiatan produksi, memasarkan, dan kemudian mendapatkan pelanggan loyal disuatu tempat tertentu pasti membutuhkan waktu dan kerja keras. Jadi yang harus diinvestasikan ternyata tidak hanya uang belaka, tapi ternyata waktu, tenaga dan pikiran. Bukalah terlebih dahulu pikiran kita. Jangan ingin hasil instan, berjuanglah….
Untuk mengatasi kekeliruan ini, hanya satu caranya yaitu: Pahamilah proses bisnis yang akan anda lakukan. Kerjakan semua prosesnya, gigih mengatasi setiap hambatan yang muncul di tengah perjalanan. Itu akan menyempurnakan kemampuan dan pengetahuan kita dalambisnis yang kita jalani.
Selamat berinvestasi!!

Aku Pembelajar

Saya Cosmos Edwart Hutasoit, S.Pd seorang guru pembelajar yang tersertifikasi.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama