Pada artikel sebelumnya telah
kita bahas bahwa kesalahan menterjemahkan informasi, dapat berakibat kita salah
eksekusi. Sedikitnya ada 4 (empat) tindakan yang mungkin bisa keliru
dilakukankarena kesalahan entrepreneur dalam menterjemahkan informasi
bisnis. Ke-4 hal tersebut adalah:
- Kerjasama: Keliru mengeksekusi kerjasama dengan orang yang tidak tepat
- Investasi: Keliru menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
- Waralaba/Franchise: Keliru mengeksekusi pembelian waralaba karena tersihir oleh trend
- MLM: Keliru mengikuti bisnis MLM karena ajakan teman yang bertubi-tubi, padahal logika bisnisnya tidak ada
Oke, poin pertama sudah kita
bahas, kini simak poin yang ke-dua yaitu:
Investasi: Keliru
menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
Investasi yang benar akan sangat
membantu kita memperoleh passive income di masa yang akan datang. Investasi
akan sangat bermanfaat pada saat kita sudah tidak produktif lagi. Namun,
sadarkah kita bahwa kita sama sekali tidak pernah belajar tentang ilmu
investasi di sekolah?
Bahkan sekolah-sekolah jurusan ekonomi tidak mempersiapkan lulusannya menjadi seorang investor. Lihatlah, lulusan sekolah ekonomi justru berlomba-lomba mencari pekerjaan. Sama sekali tidak tergambar di benak mereka bahwa masa depan akan lebih cerah jika menjadi investor, bukan menjadi pekerja.
Bahkan sekolah-sekolah jurusan ekonomi tidak mempersiapkan lulusannya menjadi seorang investor. Lihatlah, lulusan sekolah ekonomi justru berlomba-lomba mencari pekerjaan. Sama sekali tidak tergambar di benak mereka bahwa masa depan akan lebih cerah jika menjadi investor, bukan menjadi pekerja.
Sekarang, mari sejenak menengok
koran, tabloid atau majalah. Bukalah bagian iklannya. Dengan mudah ditemui
iklan-iklan yang menawarkan investasi. Jujur, kita pasti tertarik dengan
penawaran-penawaran investasi itu yang menawarkan hasil yang lebih besar dari
bunga bank. Anda juga kan? Jujur! Bohong kalau tidak tertarik. 

Jangan khawatir, ketertarikan itu
normal dan lumrah. Bahkan sangat positif. Memang seharusnya kita tertarik.
Hanya saja, setelah tertarik lalu apa? Nah, waktu akan memutuskan “take
action“; sebaiknya kita harus mewaspadai kelemahan-kelemahan diri kita yang
tidak memahami ilmu investasi secara benar. Sebab, tanpa ilmu, kita bisa keliru
bertindak seperti:
- Berinvestasi hanya karena tergiur hasil yang besar
- Berinvestasi tapi tidak mau memahami proses, maunya
berhasil tanpa syarat, akibatnya rugi deh!
Mari kita jabarkan satu persatu:
Berinvestasi hanya karena tergiur hasil yang besar
Banyak
tawaran usaha dengan hasil yang menggiurkan. Seorang awam lebih cenderung
melihat hasil yang melimpah dalam waktu singkat, dan melupakan bahwa bisnis
adalah proses tumbuh kembang yang memerlukan waktu. Akhirnya kita membahayakan
diri sendiri dengan berinvestasi tanpa cross check. Kita tertutupi
dengan akta perjanjian notaris/akta legal lain, sehingga kita berpikir akan
aman jika terjadi sesuatu di masa yang akan datang. Siapa
bilang?????
Akta
perjanjian notaris hanyalah selembar kertas yang tidak mampu mengembalikan uang
kita jika partner bangkrut atau lari. Banyak sudah kasus seperti itu, investasi
dengan perjanjian berujung pada hilangnya dana investor. Korbannya tidak
pandang bulu. Dari orang biasa, orang berpendidikan tinggi, hingga pejabat.
Ciri-ciri korba semuanya hampir sama: TERGIUR HASIL BESAR tanpa periksa semuanya
dengan hati-hati.
Investasi di
desain untuk jangka waktu tertentu, bukan untuk hasil sekejab. Ada proses
pertumbuhan usaha disana, jadi tidak serta-merta. Sebagai contoh:
Penawaran investasi peluang agri bisnis. Untuk menanam tanaman sampai menghasilkan
pasti butuh waktu. Hingga sampai pengolahan pasca panennya. Jadi jka ada yang
menawarkan investasi agribisnis dengan keuntungan 12% per bulan, anda patut
waspada karena bagaimana pemilik usaha bisa menjamin keberhasilan hasil tanam
bisa dipetik setiap hari dan pasti laku dengan harga yang diinginkan?
Begitu juga
bisnis investasi yang mengaku bermain di forex atau bursa komoditi. Meski
bisnis ini memungkinkan keuntungan instan harian, tapi tidak ada garansi setiap
transaksi berakhir dengan keuntungan.
Tiga hal
yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal ini:
- Berpikir logis. Jangan mudah terbujuk dengan hasil besar.
- Jangan pernah menggantungkan nasib uang anda dengan surat/akte legal. Investasi kita aman karena kita mampu menjaga investasi kita sendiri, bukan hanya dengan akte notaris saja.
- Jangan memutuskan dengan tergesa-gesa.
Inginnya Instan, tidak mau menjalankan proses
Yang instan
itu biasanya gurih. Termasuk kekayaan instan. Pasti sangat nikmat. Siapa yang
tidak suka?? hehehehe
Budaya
instan yang tumbuh dalam pola pikir kita semakin berkembang karena semakin
kompetitifnya lingkungan sekitar. Kita yang secara manusiawai dikaruniai sifat
serakah, jadi mudah berpikir instan dalam segala kegiatan. Termasuk dalam
berinvestasi dan bisnis.
Kesalahan
terbesar pebisnis pemula adalah ingin memperoleh hasil besar dalam waktu
singkat dan menolak bekerja keras. Banyak memulai bisnis hanya dengan meniru
plek tanpamodifikasi sama sekali,padahal ilmunya belum lengkap. Bukan
keuntungan yang didapat,malah nama baik jadi rusak.
Kegiatan
produksi, memasarkan, dan kemudian mendapatkan pelanggan loyal disuatu tempat
tertentu pasti membutuhkan waktu dan kerja keras. Jadi yang harus
diinvestasikan ternyata tidak hanya uang belaka, tapi ternyata waktu, tenaga
dan pikiran. Bukalah terlebih dahulu pikiran kita. Jangan ingin hasil instan,
berjuanglah….
Untuk
mengatasi kekeliruan ini, hanya satu caranya yaitu: Pahamilah proses bisnis
yang akan anda lakukan. Kerjakan semua prosesnya, gigih mengatasi setiap
hambatan yang muncul di tengah perjalanan. Itu akan menyempurnakan kemampuan
dan pengetahuan kita dalambisnis yang kita jalani.
Selamat
berinvestasi!!
Tags
Panduan Wirausaha