Pada artikel sebelumnya
telah kita bahas bahwa kesalahan menterjemahkan informasi, dapat berakibat kita
salah eksekusi. Sedikitnya ada 4 (empat) tindakan yang mungkin bisa keliru
dilakukankarena kesalahan entrepreneur dalam menterjemahkan informasi
bisnis. Ke-4 hal tersebut adalah:
- Kerjasama: Keliru mengeksekusi kerjasama dengan orang yang tidak tepat
- Investasi: Keliru menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
- Waralaba/Franchise: Keliru mengeksekusi pembelian waralaba karena tersihir oleh trend
- MLM: Keliru mengikuti bisnis MLM karena ajakan teman yang bertubi-tubi, padahal logika bisnisnya tidak ada
Oke, kita bahas poin pertama yaitu:
Kerjasama
: Keliru mengeksekusi kerjasama dengan orang yang tidak tepat
Sebuah bisnis adalah kerjasama. Baik
itu kerjasama dengan sesama pemilik bisnis, kerjasama dengan pelanggan, maupun
kerjasama dengan suplier atau distributor. Gak ada bisnis yang bisa berjalan
tanpa kerjasama dan bantuan orang lain. Gawatnya, banyak kerjasama berakhir
dengan perpecahan, bahkan bencana. Kerjasama yang seperti apa yang keliru?
Simak terus ya….
-
Kesepakatan Berdasarkan Kepercayaan
Kesepakatan model ini sering kali
kita praktekkan pada teman. Kita menjalin kerjasama bisnis dengan teman dekat,
sehingga instrument yang kita gunakan hanya ‘kepercayaan’ saja. Pada
masa-masa awal, dimana masih sama-sama miskin, kerjasama ini biasanya sangat
baik dan terjaga. Seringnya perpecahan muncul justru saat bisnis sudah
menghasilkan uang yang banyak. Perebutan rezeki mulai terjadi. Pada saat bisnis
membesar, konflik kepentingan makin melebar. Pertemanan yang awalnya guyub
rukun, menjadi panas sekali saat bisnis sudah maju besar.
Berbisnis model kepercayaan ini
sering kali menafikan sisi ‘formal’. Sehingga saat terjadi kesalahpahaman dan
penyimpangan, kita kesulitan untuk mengambil tindakan. Akibat buruknya, jika
tidak mampu mengatasi konflik internal dengan baik, bisnis akan menurun
kinerjanya. Konflik relationship belum beres, muncul lagi persoalan kinerja
bisnis yang bisa menurun drastis bahkan sampai pada tingkat ‘rugi’. Ini gawat,
saudara-saudara….
Seharusnya
ini tidak terjadi bila kita bisa menempatkan sesuatu sesuai porsinya. Bisnis
adalah bisnis, teman adalah teman. Keduanya adalah ‘kerjasama’ yang berbeda
karakteristik. Si;lahkan mempercayai seseorang, namun harus ada instrument lain
yang memayungi bisnis anda ke depannya. Salah satunya payung formal. Seorang
pebisnis tulen tidak akan menjalankan bisnis hanya dengan kepercayaan, namun
akan membuat kesepakatan berdasarkan kesamaan visi dan keseragaman misi untuk
mencapai visi bersama itu.
- The Wrong Man at The Wrong Place
Menempatkan
seseorang pada posisi kunci dan bisnis pertimbangannya bukan hanya karena
pertemanan dan kepercayaan. Tapi gunakanlah juga pertimbangan professionalisme
disana. Tempatkan seseorang berdasarkan professionalisme, dengan
perjanjian yang jelas, job des yang bener dan konsekwensinya harus disebutkan
di depan. Sering terjadi, kita menempatkan teman kita di posisi kunci
dalam bisnis kita, namun saat sang teman salah, atau tidak sesuai dengan
ekspektasi yang kita inginkan, kita tidak tega memecatnya. Ini kan buruk dalam
sebuah bisnis.
Sekali lagi,
teman tetaplah teman, dan bisnis itu lain cerita. Kekeliruan menempatkan orang
bisa berakibat fatal pada masa depan bisnis, integritas kita dan bahkan
hubungan pertemanan itu sendiri.
Tidak
dipungkiri, pasti banyak teman-teman yang akan meminta pekerjaan pada kita jika
kita telah memiliki bisnis yang maju. Jangan menjanjikan apapun pada mereka.
Jika benar benar qualified, kita dapat menyarankan mereka mengikuti test
seleksi formal untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan di perusahaan
kita. Cara ini jauh lebih baik untuk keselamatan bisnis dan untuk menjaga
hubungan baik pertemanan di masa yang akan datang.
Oke, samapai
disini dulu artikel kali ini, nanti akan kita sambung di kekeliruan eksekusi
berikutnya, yaitu:
Investasi: Keliru menanamkan
investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
Salam….
Tags
Panduan Wirausaha