Penilaian
Otentik
Penilaian otentik merupakan
konsep besar yang meliputi sistem pengukuran hasil belajaar dalam bentuk
“produk intelektual yang bernilai, signifikan, dan bermakna”. Bilamana guru menerapkan
model penilaian otentik untuk menghimpun informasi mengenai prestasi siswa,
maka guru menerapkan berbagai kriteria yang berkenaan dengan ‘ konstruksi ilmu
pengetahuan, disiplin dalam melakukan penelitian, serta nilai-nilai yang dapat
siswa kuasai sesuai dengan harapan sekolah (Wikipedia, 2010)
Konsep penilaian otentik telah
dikembangkan oleh Ralph Tyler. Pada tahun 1935 Ralph Tyler
menyatakan ada dua perbedaan besar dalam mevaluasi hasil belajar siswa. Dua
pendekatan besar meliputi pertama tes dan kuis dan kedua model pengumpulan
sampel produk belajar sepanjang tahun. Jika satuan waktu belajar siswa per
semester, maka penilaian berlangsung pula selama itu.
Praktek semacam itu berkembang
menjadi model yang sekarang disebut “penilaian autentik,” yang mencakup
berbagai pendekatan termasuk penilaian portofolio, jurnal dan blog,
produk, rekaman video dari pertunjukan, dan proyek yang siswa selesaikan.
Menerapkan model penilaian otentik
berpotensi mendatangkan berbagai manfaat dan keuntungan. Menurut Diane
Hart, dalam pengantar yang sangat baik pada : A Handbook untuk Pendidik
menyatakan berbagai kelebihan penggunaan model penilaian otententik,
yaitu:
- Siswa berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase ini dapat mengurang rasa cemas, takut mendapatkan nilai jelek yang dapat menggganggu harga dirinya.
- Penilaian autentik berhasil digunakan dengan siswa dari berbagai latar belakang budaya, gaya belajar, dan kemampuan akademik.
- Tugas yang digunakan dalam penilaian otentik lebih menarik dan mencerminkan kehidupan sehari-hari siswa.
- Sikap yang lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat berkembang.
- Penilaian otentik mempromosikan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa untuk mengajar.
- Guru memegang peran lebih besar dalam proses penilaian selain melalui program pengujian tradisional. keterlibatan ini lebih mungkin untuk memastikan proses evaluasi mencerminkan tujuan dan sasaran program.
- penilaian otentik menyediakan informasi yang berharga kepada guru pada kemajuan siswa serta keberhasilan instruksi.
- Orang tua akan lebih mudah memahami penilaian otentik dari persentil abstrak, perangkingan, dan pengukuran lain tes standar.
- penilaian autentik baru untuk kebanyakan siswa. Mereka mungkin curiga pada awalnya, tahun pengkondisian dengan paper tes,, mencari jawaban yang benar tunggal, tidak mudah dibatalkan.
- penilaian otentik memerlukan cara baru untuk merasakan bahwa dia sedang belajar dan dievaluasi.
- Peran guru juga berubah. Tugas khusus, baik dalam bentuk pekerjaan maupun dalam bentuk pengasaan pengetahuan dan keterampilan haru harus diidentifikasi secara jelas di awal.
- Dengan cara itu maka siswa dapat memulai sesuatu yang berbaik skala kecil dan dari awal.
Semua bentuk penilaian yang baik
selalu diawali dengan kejelasan standar yang dinyatakan, fokusnya adalah
pengetahuan apa yang seharusnya siswa ketahui dan aktivitas apa yang harus
dapat siswa kerjakan. Lebih dari itu, nalai-nilai apa yang sesungguhnya harus
siswa miliki. Contoh penilaian autentik, meliputi:
- Penampilan keterampilan siswa atau mendemonstrasikan bagaimana siswa menerapkan ilmu pengetahuan.
- Melakukan simulasi atau bermain peran.
- Rekaman portofolio atau item strategic yang terpilih.
- Pamaran atau kompetensi yang dapat siswa tunjukkan. (Wikipedia, 2010)
Penerapan model penilaian otentik
berimplikasi pada disain pembelajaran. Menguasai pengetahuan yang dinilai
dengan model tes pilihan ganda. Pembelajaran harus dikembangkan sehingga
menghasilkan produk belajar dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan menerapkan
pengetahuan pada kehidupan nyata. Produk belajar siswa bersifat kontekstual.
Berikut contoh prosedur penilaian
yang dapat guru gunakan untuk mengukur ketrampilan pemecahan masalah
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Tatag Y. E.
Siswono dari Unesa (2002) dengan tujuan pembelajaran siswa dapat
memecahkan masalah secara kolaboratif.
Ada pun hal yang guru nilai
meliputi;
- Siswa memberikan jawaban benar-salah tentang prosedur yang terbaik untuk memecahkan masalah dalam kelompok.
- Siswa menjawab rangkaian tes tentang langkah-langkah memecahkan masalah dalam kelompok.
- Siswa membuat rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memecahkan masalah secara kolaborasi, kemudian memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan itu.
- Siswa merumuskan masalah baru, kemudian diminta untuk menulis essay yang berhubungan dengan bagaimana kelompok itu harus bekerja menyelesaikan masalah itu.
- Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah baru.
- Siswa menyajikan hasil kerja kelompok dan guru mengamati dan menilai usahanya.
Peralihan sistem evaluasi dari
pilihan ganda atau atau uraian terbatas memerlukan dukungan khusus kebijakan
sekolah dan kebijakan sistem pendidikan nasional. Sulit sekolah mengembangkan
kebijakan untuk mengubah sistem penilaian secara parsial sementara sekolah
masih digiring pada tugas akhir meloloskan siswa melalui sistem penilaian
pilihan ganda.
Sistem penilaian otentik memerlukan
dukungan kebijakan yang tepat dalam bentuk
- Validitas Pembaharuan:
Apakah pengembangan yang sedang berjalan sesuai dengan standar kurikulum
nasional? Apakah informasi yang dihimpun, dianalisis, diolah, dirangkum,
dan ditampilkan dalam bentuk yang sesuai dengan materi yang sedang
dinilai? Apakah hasil dicapai sesuai untuk
pembuatan keputusan dalam mengatasi masalah yang menjadi prioritas? - Validitas sistemik: Apakah program penilaian secara keseluruhan didorong dengan perubahan sistem penilaian belajarl melalui sistem pemantauan dan pembinaan?
- Validitas prediktif: Apakah hasil penilaian berkorelasi dengan kinerja siswa pada bidang terkait lainnya, seperti sukses di tes masuk perguruan tinggi? (Richard; 1992)
Dengan dukungan kebijakan untuk
mengarahkan sekolah-sekolah unggul menerapkan standar penilaian otentik yang
disinergikan dengan kemajuan penguasaan teknologi informasi sangat terbuka
peluang sekolah untuk lebih kompetitif dalam mempromosikan hasil belajar dalam
bentuk produk intelektual yang kreatif dalam bentuk teks, gambar, hitungan,
peta konsep, video, garis waktu yang menggambarkan perkembangan. Lebih dari
itu, sekolah selalu akan bergerak dari hasil terbaik yang telah dicapai
sebelumnya. Produk belajar siswa pada setiap tahun dan jenjang disimpan baik
sebagai sistem informasi sekolah yang terbuka untuk diapresiasi publik.
Hasil belajar siswa sebagai karya
intelektual akan semakin semarak mengisi blog dan web sekolah sebagai bentuk
akuntabilitas sekolah terhadap para pemangku kepingan sekaligus sebagai usaha
peningkatan citra sekolah (Admin: Rahmat)
Referensi:
Assessment of Authentic Performance
in School Mathematics. Contributors: Richard Lesh – editor, Susan J. Lamon –
editor. Publisher: AAAS Press. Place of Publication: Washington, DC.
Publication Year: 1992. Page Number: 1.
Diane Hart, Authentic
Assessment : A Handbook for educators, Addison-Wesley
Longman, Incorporated.
Tatag Y. E. Siswono, FMIPA UNESA
Surabaya, http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper02_penilaian3.pdf
Tags
Pendidikan