Dalam
praktik pembelajaran di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih
dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan
psikomotor. Hal ini tidak berarti bahwa bidang afektif dan psikomotor diabaikan
atau bahkan tidak perlu dilakukan penilaian lagi. Mengapa demikian? Karena,
ketiga ranah tersebut merupakan persyaratan keutuhan penilaian hasil belajar.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut
sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai.
Tipe
hasil belajar ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini
sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru nampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Contoh-contoh hasil belajar
ranah afektif dapat menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik
telah menunjukkan perilaku atau perbuatan nyata. Berikut ini tabel 2.1
perbandingan antara hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor:
Tabel 2.1. Perbandingan antara Hasil
Belajar Afektif dan Hasil Belajar
Psikomotor:
Hasil belajar afektif
|
Hasil belajar psikomotor
|
Kemauan untuk menerima pembelajaran
|
Peserta didik segera memasuki kelas/ LAB dan mempersipakan
alat dan bahan praktek
|
Perhatian peserta didik terhadap apa yang dijelaskan guru
|
Peserta didik mencatat bahan pelajaran dengan baik dan
sistematik
|
Penghargaan peserta didik terhadap guru
|
Peseta didik sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada
saat guru menjelaskan pelajaran.
|
Hasrat untuk bertanya kepada guru
|
Peserta didik mengankat tangan dan bertanya kepada guru
mengenai bahan pelajaran yang belum jelas.
|
Kemauan untuk mempelajari pelajaran lebih lanjut
|
Peserta didik pergi keperpustakaan untuk belajar lebih
lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku lain yang harus
dipelajari
|
Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
|
Peserta didik melakukan latihan diri untuk memecahkan
masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menerapkannya
dalam praktik kehidupan
|
Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikannya
|
Peserta didik akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi
dengan guru, dan bertanya atau meminta saran bagaimana cara mempelajari mata
pelajaran yang mudah dimengerti
|
Sumber: Muslich
(2011:49)
Contoh lain yang dapat kita lihat
yang berkaitan dengan penilaian psikomotor ini yaitu guru mengajarkan topik
atau pokok bahasan “Rangkaian dasar elektronik” hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik untuk ketiga ranah (kognitif-afektif-psikomotor)
pada akhir pembelajaran secara sederhana disajikan pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Hasil Belajar yang
Diharapkan (Kognitif-Afektif-Psikomotor)
Kognitif
|
Afektif
|
Psikomotor
|
-
Menguasai materi dasar-dasar
elektronika
|
-
Hasrat untuk mempelajari banyak
tentang fungsi dan gejala yang timbul saat komponen mulai rusak dalam
rangkaian elektronik
|
-
Merancang/ membuat suatu rangkaian
elektronik sederhana.
|
Hasil belajar afektif dan psikomotor
ada yang tampak pada saat proses pembelajaran berlangsung dan ada pula yang
baru tampak kemudian (setelah pembelajaran diberikan) dalam praktik
kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Itulah sebabnya,
hasil belajar afektif dan psikomotor sifatnya lebih luas dan lebih sulit
dipantau, namun memiliki nilai yang sangat berarti bagi kehidupan peserta didik
sebab dapat secara lansung mempengaruhi perilakunya.
Dicopy dari : http://akbar-iskandar.blogspot.com/2012/09/perbandingan-hasil-belajar.html
Tags
Pendidikan